Sastrawan Amerika Luncurkan Paket ‘Wayang untuk Dunia’

Berita Budaya



Republika Online | Rabu, 27 November 2013, 11:43 WIB 

rol

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Popularitas wayang sudah mendunia. Tidak sedikit negara-negara di Eropa atau Amerika tertarik mempelajari wayang. 

Salah satunya adalah seorang sastrawaran dari Amerika, John McGlynn. Ketertarikannya dengan wayang membawanya ke Indonesia sejak 38 tahun silam. Sejak saat itu, John lebih tekun lagi memelajari wayang. 

Kini, dalam rangka perayaan 10 tahun wayang dinyatakan UNESCO sebagai “Intangibel Cultural Heritage of Humanity”, John bersama Yayasan Lontar bekerja sama dengan Total E&P Indonesie meluncurkan Paket Pendidikan Wayang bertajuk “Wayang Untuk Dunia”. 

“Paket ini akan digunakan sebagai alat bantu mengajar di sekolah-sekolah, sekaligus menjembatani kebudayaan Indonesia dengan negara internasional,” kata John McGlynn dalamn peluncuran “Wayang Untuk Dunia”, Selasa (26/11) kemarin, di Jakarta.

Paket ini berisi dua set film lakon terkenal, yakni “Makutharama” dan “Sesaji Raja Surya” yang direkam dalam tiga gaya. Yaitu, gaya klasik kraton, gaya garapan dan gaya padat. Pementasan dilakukan dalam bahasa Jawa, masing-masing film dilengkapi subtitle bahasa Inggris dan Indonesia. 

Paket ini juga berisi tujuh buku yang berisi dua lakon tersebut lengkap dengan notasi musik karawitan dan ilustrasi seluruh tokoh wayang. 

“Kami bertujuan untuk membuat pekahar di seluruh dunia tertarik mempelajari budaya wayang kulit dan mereka bisa menggunakannya sebagai referensi dasar penciptaan karya seni kreatif,” kata John yang mengatakan ia sempat kesulitan mempelajari wayang karena tidak adanya referensi dalam bentuk buku tentang wayang. 

Dalam pengerjaan yang memakan waktu selama enam tahun ini, John dibantu oleh Kathryn Emerson, wanita asal Kalamazoo, Michigan, Amerika Serikat. Ia adalah orang yang menerjemahkan setiap kata dalam lakon ke bahasa Inggris. 

“Biasanya setelah pulang dari sekolah (mengajar karawitan di Jakarta International School) saya melihat dvd pementasan wayang dari Pak Purbo (Ki Purbo Asmoro-dalang). Di situ saya langsung terjemahkan,” kata Kathryn. 

Tidak mudah bagi Kathryn mengartikan kata per kata lakon dalam Wayang ke dalam bahasa Inggris. Ia harus bolak-balik bertanya pada Ki Purbo apakah yang ia tulis sudah benar atau belum. 

“Sampai saat ini saya sudah berhasil terjemahkan 25 lakon,” kata Kathryn yang kemudian jatuh cinta dan menikah dengan seorang pemain karawitan.

Di kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Yayasan Lontar, Rohmad Hadiwijoyo, mengatakan, Paket Pendidikan Wayang yang diluncurkan ini juga bertujuan untuk mengajak generasi muda untuk lebih mencintai budaya Indonesia, salah satunya budaya wayang kulit. 

“Dunia sudah mengakui, sebagai masyarakat kita harus bangga dan perlu melestarikan budaya wayang kulit ini khususnya di kalangan generasi muda,” demikian Rohmad yang juga seorang dalang ini.

Redaktur: Hazliansyah

Sumber berita dan foto: http://www.republika.co.id