Megono Milik Kita Semua

Foto diambil dari http://4.bp.blogspot.com/-PUf2IanJnhs/Uj3WCK__82I/AAAAAAAAAEg/gPEo4ZBnkRU/s1600/IMG_0423.JPG
Foto diambil dari http://4.bp.blogspot.com/-PUf2IanJnhs/Uj3WCK__82I/AAAAAAAAAEg/gPEo4ZBnkRU/s1600/IMG_0423.JPG

Menanggapi viral dari netizen Pekalongan – Batang yang ramai dibicarakan beberapa hari terakhir terkait dengan pernyataan Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo pada salah satu acara di stasiun televisi nasional dalam rangkaian acara ulang tahun ke 50th kabupaten batang.

Di acara tersebut Bupati Kab.Batang menyampaikan Megono merupakan salah satu makanan khas Batang, hal itu menjadi perdebatan di kalangan pengguna social media Pekalongan dan Batang. Beliau melalui akun twitter nya @YoyokRiyo  juga sudah melakukan klarifikasi , berikut beberapa pernyataan nya

“Megono milik mereka yg mencintainya dan menghidupkannya dalam keseharian.”

“Megono lah yg mempersatukan Batang, Pekalongan dan wilayah sekitarnya sbg kesatuan budaya.”

“Kekayaan budaya juga bisa lebih dulu hadir dari batas2 formal administratif. #megono”

Pendapat serupa juga dilontarkan oleh Moch. Dirhamsyah Jurnalis dan Penulis buku Pekalongan Yang “Tak” Terlupakan,  Buku Sebuah Katalog Warisan Budaya, Ensikolopedi Tokoh Pekalongan bersama 6 penulis yang lain, serta  Pendiri ‘ Pekalongan Heritage Community ‘ dan salah satu pengagas komunitas Festival Pekalongan, sering mangadakan kegiatan sosial jelajah sejarah dan budaya Pekalongan bersama Komunitas Fest Pekalongan dengan audience pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum. Salah satu anggota tim yang menyusun naskah kota kreatif ke Unesco dan tim ahli Rencana Aksi Kota Pusaka Kota Pekalongan.

Dirhamsyah  mengatakan Bias politik admintratif, kadang bisa  membuat kita terancam terpecah belah (Otonomi Daerah), Pekalongan, Batang adalah serumpun dr moyang kita Wangsa Syailendra, yang prasastinya ada di Sojomerto Batang.

Kita juga hrs ingat banyak rakyat Batang yang ikut membantu rakyat Pekalongan saat mengepung markas Kampetai (Masjid Syuhada) di waktu 3 Oktober 1945.

mohon tidak usah di perdebatkan. Kalau kita mau tanya mana yang asli jawabannya sangat sulit, semuanya krn akulturasi budaya. seperti Touto Pekalongan, apakah benar asli dr orang pribumi Pekalongan. saya jawab tidak ? karena ada orang Tionghoa yang memulai di abad 18.

Nah MEGONO juga demikian, dan bukankah megono juga ada di Purworejo dan Magelang. Keutuhan NKRI jauh lebih penting dr sekedar meributkan asal-usul kuliner. Salam, M.Dirhamsyah (Pegiat Sejarah & Budaya Pekalongan)