Kenakan Gaun Batik, Puluhan Model Tampil Memukau

Puluhan peserta tampil memukau dalam Fetival Batik Unikal yang digelar Program Studi (Prodi) Tekhnologi Batik Unikal, Minggu (14/7).  Dalam festival yang diikuti para model dari kalangan pelajar SMA sederajat se-Eks Karisidenan Pekalongan tersebut, berlangsung meriah. 

Tak hanya itu, dalam event tersebut, juga dilombakan Photopgraphy yang diikuti para fotografer, dengan objek pemotretan para model yang tampil di atas catwalk maupun panggung. Termasuk, adanya sejumlah stand produk inovatif, ikut memeriahkan event dimaksud. 

Menurut Iwan Ferdiansyah, ketua pelaksana Festival Batik Unikal, event tersebut merupakan kali pertama digelar Prodi Tekhnologi Batik. Dijelaskan, disamping mengenalkan batik itu sendiri, adanya festival tersebut agar masyarakat menggunakan batik untuk sehari-harinya, sehingga batik tetap menjadi budaya yang tetap lestari. 

Termasuk, dilibatkannya para fotografer, kata dia, dengan harapan dapat mengabadikan momen festival batik itu sendiri. Apalagi, kata dia, saat ini di zaman milenial, banyak yang hobi photography, sehingga kawula muda bisa semakin tahu tentang batik yang begitu variatif, baik dari segi motif, bentuk maupun perwarnaannya. 

“Untuk fetival batik diikuti pelajar SMA sederajat se-Eks Karisidenan Pekalongan. Sementara, untuk lomba photography, diikuti untuk masyarakat umum,” terang Iwan. 

Sementara, Wulan Utoyo, salah satu dewan juri fetival batik mengapresiasi pelaksanaan festival batik yang digagas Prodi Tekhnologi Batik Unikal. Melalui event dimaksud, batik dapat diketahui, utamanya bagi kaum milenial atau kalangan anak muda. 

“Kegiatan ini sangat bagus sekali, kawula muda dapat mengetahui, bagaimana mengenakan batik tampil di atas panggung, bagaimana mendesainnya menjadi fashion yang menarik, dan memiliki market,” tutur Wulan Utoyo, yang juga owner and designer Batik Bulan itu. 

Wakil Dekan Fakultas Tekhnik Unikal, Muhamad Abdul Malik, menambahkan melalui festival batik diharapkan memberikan semangat bagi generasi muda untuk lebih mencintai batik. Dikatakan, saat ini kawula muda sudah mulau luntur dalam melestarikan budaya batik. 

Melalui event tersebut, lanjut dia, generasi muda dapat lebih jauh mengenal tentang batik, sehingga batik yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Unesco agar tetap lestari. Lomba itu juga sekaligus  memperkenalkan Prodi Tekhnologi Batik bagi calon mahasiswa. 

“Potensi pasar lulusan Prodi Tekhnologi Batik sangat besar, maka melalui event ini dapat meningkatkan calon mahasiswa untuk belajar di prodi tersebut,” pungkas Abdul Malik.

sumber : suaramerdeka