GUBERNUR JATENG AJAK UNIKAL KEMBANGKAN PESISIR

Ganjar 2UNIKAL—Kamis [14/11], Sebagai kota pesisir, Pekalongan sebenarnya memiliki potensi besar di bidang pertanian dan perikanan. Hal itu disampaikan Rektor Unikal, Suryani, S.H., M.Hum saat memberikan sambutan pada acara Kuliah Umum yang diselenggarakan Fakultas Pertanian Unikal hari ini (Kamis, 14/11). Menurut Suryani, dalam sejarahnya Pekalongan pernah menjadi lumbung beras.

“Pada abad 16, Pekalongan pernah menjadi lumbung beras. Tetapi, seabad kemudian, yaitu abad 17 capaian itu lambat laun hancur karena konversi lahan pertanian besar-besaran yang dilakukan pada masa itu. Akibatnya, Pekalongan yang semula memasok beras lambat laun pula mulai mengimpor beras dalam jumlah yang besar,” ungkap Suryani.

Oleh sebab itu, menurut Rektor Unikal, usaha untuk mengembalikan kejayaan pertanian sebagai pendukung bagi daulat pangan di Pekalongan pun harus dihadapkan pada kenyataan pahit yang sulit untuk diselesaikan dalam tempo yang singkat. Hal ini disebabkan oleh pandangan yang keliru terhadap dunia pertanian saat ini.

Salah satu indikasi dari kekeliruan tersebut adalah pandangan yang menganggap jika kontribusi bidang pertanian terhadap pendapatan negara rendah. Alhasil, perkembangan di sektor pertanian terus tertinggal, seiring dengan kian maraknya konversi lahan pertanian di masyarakat yang berjalan dengan sangat masif.

“Padahal, jika menilik pada peraturan yang ada, pembangunan di sektor pertanian di Indonesia sudah memiliki hukum yang kuat. Dulu, kita punya Undang-undang yang mengatur tentang Landreform dan banyak produk hukum yang pro pertanian, tetapi tampaknya hal itu tidak cukup mampu memberikan jawaban atas permasalahan pertanian. Apalagi di era sekarang ini,” kata Suryani.

Dalam kesempatan itu pula, Rektor Unikal pun kembali menyerukan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh bangsa ini adalah dengan mengubah paradigma bangsa. “Sudah saatnya, sekarang ini kita mengubah paradigma pengelolaan sektor pertanian ini ke arah paradigma peradaban masyarakat yang maju. Oleh sebab itu, yang perlu disiapkan saat ini adalah bagaimana membangun dan menciptakan generasi bangsa yang memiliki cara pandang maju,” kata Suryani.

Sejalan dengan itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, S.H. dalam paparan kuliah umumnya menyatakan, salah satu masalah besar dalam menyikapi keterpurukan sektor pertanian di negeri ini adalah kemalasan untuk berpikir. Menurutnya, kebijakan impor produk pertanian dan peternakan yang selama ini diyakini sebagai jalan satu-satunya untuk mengatasi masalah pangan di Indonesia menunjukkan kemalasan bangsa ini untuk berpikir. Untuk alasan itu, pihaknya mengajak masyarakat, terutama civitas akademika Unikal untuk ikut terlibat di dalam memberikan dukungan kepada Jawa Tengah untuk menjadi penyokong kebutuhan pangan.

“Jawa Tengah, dengan kondisi alam dan budaya masyarakatnya sekarang ini, masih mampu berkontribusi bagi pangan. Tetapi, untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kontribusi itu, perlu kerja keras dan kerja yang cerdas. Diperlukan pula sebuah pemetaan yang tepat guna mendukung terciptanya sistem yang tepat pula untuk mengembangkan pertanian di Jawa Tengah,” paparnya.

Lebih lanjut Ganjar memaparkan pula, kesalahan dalam penggelontoran dana-dana bantuan bagi masyarakat petani dikarenakan oleh kurang mampunya sistem yang diciptakan dalam membaca situasi di lapangan. “Petani di Jawa Tengah itu terdiri atas petani kaya, petani menengah, petani gurem, dan buruh tani. Dan di kelompok buruh tani inilah yang paling banyak jumlahnya. Nah, dari klasifikasi yang demikian, siapa yang mestinya mendapatkan bantuan? Maka dari itu, agar tidak timbul kekeliruan dalam menggelontorkan bantuan, perlu upaya cermat dalam mengurai permasalahan ini,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Gubernur yang baru menjabat sejak 23 Agustus yang lalu menyebutkan, potensi kawasan pesisir Jawa Tengah masih sangat besar. Dia menyebutkan, di kawasan pesisir Jawa Tengah masih terdapat 2.458 hektar lahan mangrove, 885 hektar lebih terumbu karang, dan 248,26 hektar padang lamun. Potensi ini, menurut Ganjar, jika digarap dengan serius, akan membawa Jawa Tengah pada kemajuan dan membawa masyarakat pesisir Jawa Tengah juga meningkat dari sektor ekonominya. Oleh sebab itu, dia mengajak semua pihak, khususnya Unikal, agar ikut andil dalam memajukan kawasan pesisir Jawa Tengah.

[Unikal newsroom/erge/2013]