Warta Kampus

UNIKAL (Senin, 9/12)—Berjiwa muda, dinamis, penuh semangat serta kreatif dan produktif, itulah spirit yang tengah diusung oleh Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Pekalongan, M. Haryanto, S.Pd., M.Hum atau yang kerap disapa dengan Emha Jayabrata. Setidaknya, hal itu tampak melalui beberapa program yang tengah diusungnya dalam menguatkan dan mengembangkan prodi yang dipimpinnya saat ini.
“Menguatkan dan mengembangkan prodi PBSI merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Karena itu butuh kreativitas tinggi. Tetapi, yang perlu dipahami adalah bahwa kreativitas dalam pemikiran saya bukan sekadar mampu menunjukkan kebisaan atau kemampuan. Kreativitas adalah jiwa yang dibangun melalui semangat kerja keras. Itulah yang menjadi salah satu prinsip kami untuk mengemban misi penguatan dan pengembangan PBSI, FKIP Unikal,” tuturnya dengan mantap.
Lebih lanjut, Emha mengungkapkan, salah satu tantangan berat yang dirasakan dalam upayanya memajukan prodi yang dipimpinnya itu adalah keteladanan. “Setiap orang saya yakin punya jiwa sebagai teladan. Tetapi, tidak mudah untuk diwujudkan dalam tindakan nyata,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya kini terus menyeriusi upaya dalam menciptakan keteladanan di prodinya. Salah satu upaya tersebut adalah dengan meluncurkan lagu yang rencananya akan dijadikan sebagai mars prodi PBSI.
“Lagu PBSI Sang Pasukan Pelangi itu sebenarnya sebuah ide yang muncul dari keinginan untuk menciptakan suasana yang dinamis di prodi PBSI. Tentunya, dinamisasi yang dimunculkan menjadi sebuah katalisator bagi kemajuan prodi PBSI. Dan untuk membangun situasi yang demikian, butuh sebuah upaya bersama untuk bisa saling mendukung dan bekerja sama. Jadi, semua civitas akademika di lingkungan PBSI pada dasanya memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu membangun PBSI jauh lebih baik,” jelas Emha.
Tidak Main-main
Sementara itu, ketika disinggung mengenai proses penciptaan lagu tersebut, dengan menyunggingkan senyumannya yang khas, dosen yang sekaligus seorang sastrawan asal Batang ini menyatakan, proses penciptaan lagu tersebut bukan sesuatu yang dianggap main-main. Sebaliknya, penciptaan lagu tersebut muncul dari sebuah suasana batin yang mendalam.
“Ada sebuah panggilan jiwa yang begitu dahsyat ketika saya mulai menyusun lagu itu. Lagu ini bagi saya seperti sebuah suara hati yang terpendam selama bertahun-tahun. Karenanya, setiap saya menyanyikan lagu yang meskipun sederhana ini selalu saya merasakan getaran auranya,” tuturnya.
Hal itu, menurut penuturannya, dianggap sebagai getaran yang memuat spirit dari sebuah impian dan cinta. “Tentunya, impian bersama dari seluruh komponen yang ada di dalam PBSI serta semangat mencintai prodi,” tandasnya.
Lebih lanjut, diakuinya pula bahwa lagu yang bertajuk PBSI Sang Pasukan Pelagi hanya salah satu dari sekian karya musiknya. Meski demikian, Emha tetap berendah hati dan mengakui jika musikalitas dalam lagu-lagu ciptaannya masih kurang “menggigit”.
“Dibanding lagu Di Kota Santri dan beberapa lagu Jayabrata Band sebelumnya, musikalitas lagu ini masih sama. Tetapi, melalui lagu ini dapat kita lihat adanya harapan dan cita-cita yang jauh lebih besar. Lagu ini mewakili idealisme, impian, cita-cita, harapan terhadap kondisi dan desain masa depan di PBSI,” ujarnya.
Dalam proses penciptaan lagu ini, Emha tidak sungkan-sungkan melibatkan pula mahasiswa PBSI seperti Agus Septiyanto, Rudy Yulianto, Fendy Fatyoharjo, Heru Purnomo, dan Ana Assegaf. Tidak ketinggalan pula dalam proses penciptaan ini turut melibatkan sang istri tercinta Anik Jayabrata.
“Inilah salah satu wujud cinta kami. Semoga cinta ini pun dapat menyebar dan menjadi energi positif bagi PBSI ke depan. Melalui lagu ini, saya harap akan bisa membangun militansi bagi seluruh keluarga besar PBSI FKIP Unikal,” pungkas sastrawan berbakat yang serba bisa ini. [unikal.news.room/erghe/dec.2013] (Silakan unduh fail format MP3 di sini –> PBSI SANG PASUKAN PELANGI)